Bapak :
Wahai anakku, nasihat itu mudah di ucapkan, yang sukar adalah menerima dan mengamalkan nya.
Nasihat bila di ucapkan bagi orang2 yang mendengar sangat terasa bagi orang yang mengikuti hawa nafsunya, karena yang di larang itu justru ia sukai. karena ia hanya mengejar kehormatan diri dan kekayaan dunia. secara tidak sadar ia terbawa arus keduniawian, untuk memenuhi hawa nafsunya. padahal kepentingan duniawi ibarat sepeda motor yang tidak punya bensin. akan tetapi bila sepeda motor itu selalu di isi bensin dan selalu kita merawatnya, maka keseimbangan luar dalam menjadi sempurna. meskipun kelak raga ini di tinggal kan nya.
Anak :
YA...? Bapak saya mengerti, sulit sekali tuk menjalani nya. dan nasehat bapak sangat berharga bagiku. Tapi kenapa....? orang yg menuntut ilmu secara formal/umum itu selalu di kejar keduniawian pada umum nya pak..?
Bapak :
Anakku...pada awalnya memang mereka tidak mengerti tujuan hidup yang hakiki, itu memang proses hidup mereka. Akan tetapi bila nafsu keduniawian di putus di tengah jalan jiwa nya akan terlunta lunta mencari kebenaran dan keadilan tuhan. Bila ia masih di beri kesempatan hidup, belum juga kembali ke jalan yang hakiki ia akan merugi. bila jiwanya di rampok di tengah jalan, alias meninggal, jiwanya pasti tersesat di jalan. bila ia ingin kembali sudah tak punya apa2, yang ia miliki hanya ilmu dunia. sedang ilmu haq jiwanya buta, sama sekali. bagaimana mungkin orang yang tak punya ilmu haq bisa pada yang lebih haq dan mutlak yaitu Allah swt.
Anak :
Injih pak ....dalem ugemi atur bapak. Tapi...? kenapa pak kehormatan keduniawian bisa menjerumuskan jiwa dalam kesesatan jiwa.....? padahal itu semua anugerah yang kuasa...?
Bapak :
Oooh anakku....! betapa banyak waktu yg kamu pergunakan untuk mengerti, pasrah, dan belajar, dan seakan akan kau haram kan waktu yang sia2 atas dirimu. aku tak tau apa yang membuatmu begitu. apa untuk keduniawian saja, Maka sungguh hina dan celaka kamu. namun bila untuk menghidupkan syariat nabi mu, memperbaiki ahklaq mu dan mematahkan nafsu amarahmu sungguh kamu orang yang beruntung dan terpilih di hadapan nya.
Anak :
Apa yang harus ku lakukan hidup di tengah tengah masyarakat pak....?
Bapak :
Duh anakku....? Hidup lah sesuka mu. tapi ingat semuanya akan mendapat balasan nya sesuai dengan perbuatan mu.
Anak :
Hidup yg bagaimana sesuka saya itu....pak? kenapa semua akan hancur dan dapat balasan ?
Bapak :
Wahai anakku, hidup sesukamu ibarat ilmu tanpa amal. hidup seperti orang orang gila yang tak punya tujuan hidup dan tak kenal aturan hidup. sesuatu yang didunia pasti akan hancur, dan janganlah berlebihan kamu mencintainya, karena kau kan kecewa di kemudian hari. karena cinta akan menjadi penghalang menuju jalan yang hakiki, dan untuk mengalahkan hawa nafsu duniawi dengan usaha yg keras seperti ber zuhud, ber uzlah dan bukan dengan sesuatu penampilan yang mewah dan bagus. begitulah sulit nya membedakan hati seseorang bila melihat penampilan dan ucapan lahiriah.